Resmi Menjabat, Ini Fokus Direktur Baru Polkesmas

oleh -
Serah terima jabatan Direktur Polkesmas, Dok: Polkesmas

MAKASSAR, INTELLIGENT– Terhitung tanggal 15 November 2022 terjadi pergantian Direktur Poltekkes Kemenkes Makassar (Polkesmas) yang sebelumnya dijabat oleh Dr. Ir. H. Agustian Ipa, M.Kes. kini dijabat oleh Dr. Drs. Rusli, Apt., Sp.FRS. Makassar (23/11).

Proses pemilihan direktur tahun ini memakan waktu cukup lama dengan berbagai proses tahapan. Tahapan-tahapan yang dilewati diawali dengan verifikasi administrasi, kemudian selanjutnya asesmen, uji kepatutan dan kelayakan, dan diakhiri dengan penetapan calon direktur.

Direktur terpilih Polkesmas periode 2022-2026, Dr. Drs. Rusli, Apt., Sp.FRS menjelaskan bahwa proses pemilihan direktur tahun ini memfokuskan pada kompetensi kandidat sebagai seorang pemimpin, baik itu dalam hal tri dharma perguruan tinggi maupun aspek dalam pengembangan aset institusi.

“Pemilihan direktur ini kita diuji kompetensinya sebagai seorang pemimpin dan kemampuan kita baik itu tri dharmanya kemudian dari aspek pengembangan asetnya,” ungkapnya kepada Kru Intelligent.

Ia juga menjelaskan apa yang akan menjadi fokusnya kedepan sebagai direktur baru yaitu melanjutkan program yang sudah ada pada direktur sebelummya dengan mengacu pada rancangan bisnis anggaran yang akan dijalankan berdasarkan dengan indeks kinerja utama.

“Program kita bukan program bahwa direktur baru itu ada program baru, kita ada namanya rancangan bisnis anggaran. Sudah ada ketentuan yang harus kita jalankan, jadi kalaupun berganti itu yang kita jalankan lagi,” tambahnya.

Salah satu mahasiswa jurusan Fisioterapi, Muhammad Nuzul Pradana menanggapi pergantian Direktur Polkesmas dengan harapan akan kebijakan-kebijakan yang diambil dapat membawa perubahan dari berbagai aspek yang bisa dirasakan oleh mahasiswa sehingga fasilitas yang didapatkan sesuai dengan uang kuliah tunggal (UKT) yang dibayarkan.

“Semoga dapat memberikan perubahan ke arah yang lebih baik dari segala aspek, dimana beberapa masih sangat disayangkan fasilitas penunjang pembelajaran semisal ruang kelas yang jauh dari kenyamanan berbanding terbalik dengan kenaikan UKT yang dirasakan teman-teman mahasiswa.” tuturnya.

*Reporter : Kru 10