Kesetaraan gender merupakan salah satu hak asasi kita sebagai manusia. Dimana memperjuangkan hak untuk hidup secara terhormat, bebas dari rasa ketakutan dan bebas untuk menentukan pilihan hidup yang tidak hanya diperuntukkan bagi laki-laki.
Kesetaraan gender merujuk pada kesamaan antara lelaki dan perempuan dalam hal hak, tanggung jawab, perlakuan,dan penilaian dalam pekerjaan maupun dalam hubungan antara kerja dan kehidupan, sehingga perempuan dapat menyumbang secara optimal pada pembangun politik, ekonomi, sosial, budaya dan tak kalah pentingnya adalah pendidikan.
Akan tetapi sampai saat ini, perempuan masih dianggap lemah dan hanya menjadi sosok pelengkap bahwa perempuan hanya sebatas bekerja di dapur, mengurus keluarga dan anak, dan dituntut pada peran domestifikasi sebagai ibu rumah tangga.
Ini menjadi pola pikir sejak dahulu hingga sekarang bahwa perempuan tidak perlu mengenyam pendidikan yang tinggi karena tugas perempuan hanya mengurus masalah dapur, sumur, dan kasur. Tetapi tugas perempuan tidak sebatas itu, bahkan sampai sekarang, banyak perempuan yang menjadi tulang pungung keluarga.
Tapi realita sekarang perempuan masih terjebak pada streotype dan stigma yang berkembang disetiap kelas masyarakat. Banyak beranggapan bahwa ekonomi dapat meninggikan derajat dan status sosial kita dimata masyarakat. Akan tetapi, banyak yang memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan karena mengganggap kebutuhan materil dapat mencukupi segalanya selama hidup.
Sama seperti Kartini yang selalu di kekang oleh adat-adat budaya yang telah usang dan beliau harus menghentikan pendidikan dan cita-citanya.
Perjuangan kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan hingga saat ini perempuan dapat mengenyam pendidikan yang setara dengan laki-laki. Sejalan dengan kartini yang memperjuangkan kaum perempuan dan ini menjadi wacana bagi kaum perempuan untuk menjadikan dirinya agar lebih baik.
Semangatnya dalam memperjuangkan persamaan derajat, hak dan kebebasan bahwa perempuan tidak bisa selalu di bawah laki-laki, dan perempuan berhak mendapatkan kesetaraan.
Peringatan Kartini, tidak sebatas pada peringatan emansipasi perempuan dalam arti sempit, apalagi sekedar momentum dengan sebatas simbol, tapi peringatan ini merupakan peringatan perjuangan perempuan dalam menghentikan dan melawan segala bentuk ketertindasan.
Penulis: Sartika – Kesehatan Lingkungan