MAKASSAR, INTELLIGENT – Earth Day Makassar mengadakan aksi teatrikal memperingati Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April di Bundaran Center Point of Indonesia (CPI), Jalan Metro Tanjung Bunga Makassar.
Aksi teatrikal yang diusung kali ini bertema “Sea of Blood” dimana para peserta aksi mengenakan kostum berwarna merah secara serentak.
Salah satu peserta aksi, Yudi mengungkapkan bahwa, hari ini berbagai bencana alam yang terjadi menunjukkan bahwa Indonesia sedang berada dalam situasi darurat iklim.
“Bencana tersebut merupakan bukti kehancuran ekologis yang diakibatkan oleh ketamakan oligarki yang terus merusak bumi demi kepentingan bisnis”, ungkapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa penyebab krisis iklim yang terjadi diakibatkan oleh keserakahan oligarki dan korporasi yang melenggang bebas menghancurkan ruang hidup kita.
“Pembangunan infrastruktur yang masif, bisnis kotor yang menghabisi hutan, dan menghasilkan ratusan ribu ton emisi kebijakan yang terus mengeruk isi bumi, merusak dan mencemari lingkungan terus disahkan”, jelasnya.
Aksi teatrikal ini menuntut kepada pemerintah untuk mendeklarasikan darurat iklim dan melaksanakan kegiatan penyelamatan lingkungan seperti meningkatkan ruang terbuka hijau dan mencabut regulasi yang merusak lingkungan.
Senada dengan Yudi, Rama yang juga peserta aksi menuturkan bahwa negara terus menyangkal adanya masalah krisis iklim dan tidak melihat tingginya curah hujan sebagai tanda bahwa krisis iklim telah terjadi.
“Kita tidak punya waktu lagi dan perlu menegakkan keadilan iklim. Banjir, tanah longsor, gempa bumi, dan bencana-bencana lainnya tidak akan menjadi bencana terakhir jika oligarki terus berkuasa” tutupnya.
*Reporter: Kru M-24