Tolak Reklamasi Pesisir, Masyarakat Lae-Lae Bersuara

oleh -
Aksi Parade masyarakat pulau Lae-lae menolak reklamasi pesisir pantai

MAKASSAR,INTELLIGENT – Masyarakat pulau Lae-lae menggelar aksi parade menolak reklamasi dengan membentangkan spanduk sepanjang 30 meter di laut sebagai aksi protes mengenai reklamasi pesisir pantai yang terus dilakukan, Sabtu (04/03).

Aksi ini di gelar sebagai bentuk perlawanan masyarakat Lae-lae terhadap kebijakan pemerintah mereklamasi laut seputaran pulau lae-lae, tentunya pulau tersebut menjadi tempat pencaharian nelayan dan palimbangan (perahu penyeberangan pulau) sejak lama.

Salah satu massa aksi, Daeng Tompo menuturkan bahwa upaya reklamasi yang dilakukan CPI (Perusahaan Swasta) sangat berdampak terhadap masyarakat pulau, mulai dari ikan di pesisir pantai sudah tidak ada, volume air yang terus menerus meningkat dikarenakan rusaknya tanggul yang telah dibuat oleh masyarakat.

“Kita mengumpulkan teman-teman yang ada di pulau Lae-lae karena adanya reklamasi yang dilakukan oleh CPI. Teman-teman harus tahu bahwa reklamasi itu sangat merugikan kami semua, pertama ikan-ikan yang tadinya di pesisir udah nggak ada, volume air meningkat terbukti karena adanya tanggul-tanggul kami pecah yang menyebabkan banjir,” tuturnya.

Ia pun mengharapkan semoga Pemerintah Kota (Pemkot) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) dapat mendengarkan suara masyarakat yang menolak praktik reklamasi yang diadakan oleh pihak perusahaan Swasta.

“Harapan saya semoga Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota dapat mendengar suara kami semua di sini agar jangan pernah ada penambangan pasir yang ada di pulau kami karena saya tidak sepakat dengan adanya reklamasi yang dilakukan oleh CPI Makassar,” tutupnya.

Salah satu masyarakat pulau Lae-lae, Ahmad Lallo menuturkan bahwa jika praktik reklamasi yang terus menerus dilakukan, banyak gedung-gedung di sekitar pulau, nantinya masyarakat seputar Lae-lae akan dianggap kumuh, serta bisa saja terjadi penggusuran beberapa tahun kedepannya.

“Jika nantinya reklamasi itu terus dilakukan, gedung-gedung pencakar langit itu terbangun, warga lain sudah dianggap kumuh. Pasti nantinya akan terjadi seperti itu, memang sekarang tidak ada penggusuran masyarakat dan lain-lain tapi 15 tahun yang akan datang tidak ada yang jamin,” tuturnya.

*Repoter: Kru 11