MAKASSAR,INTELLIGENT – Kolaborasi aktif 3 angkatan di Jurusan Fisioterapi Poltkekes Kemenkes Makassar (Polkesmas) sukses menggelar Seminar dan Workshop Fisioterapi Nasional tahun 2024, Sabtu (02/24).
Kegiatan seminar & workshop bertemakan ” Explore Low Back Pain With Treatment Manual Therapy and Dry Needing”. Seminar ini Berlangsung selama dua hari dengan menghadirkan dua pemateri yakni Ftr. Sudaryanto, SST.Ft.,M.Fis. yang merupakan pakar Manual Therapy bersertifikat dan Rahmat Nugraha, S.Ft., M.Fis., CDNP yang merupakan pakar Dry Needling Bersertifikat.
Dalam hasil wawancara bersama kru intelligent, Ketua panitia Syahrul menyampaikan kegiatan ini diadakan untuk mengeksplor lebih kasus low back. Serta menambah keterampilan mahasiswa dan juga fisioterapis tentang penanganan low back pain terkhusus pada manual therapy dan juga penggunaan dry needle
“Untuk mengeksplor lebih dalam terkait kasus low back pain itu sendiri, juga untuk menambah keterampilan mahasiswa maupun fisioterapis terkait penanganan low back pain terkhusus pada manual therapy dan juga penggunaan dry needle itu sih,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan suksesnya kegiatan ini dibuktikan dari antusiasme peserta yang dihadiri oleh 200-an orang yang berasal dari berbagai daerah seperti Bone, Wajo, Pinrang, Sidrap, Maros dan lainnya.
“Kegiatan seminar hari ini berjalan cukup lancar, kegiatan ini diikuti kurang lebih 200-an orang dan juga untuk asal daerahnya ada beberapa dari Bone, Wajo, Pinrang, Sidrap, Maros dan beberapa lainnya,” sambung syahrul yang juga merupakan salah satu mahasiswa alih jenjang polkesmas tahun 2023.
Disisi lain, salah satu peserta seminar menyampaikan antusiasme nya dalam mengikuti seminar yang dilaksanakan tahun ini karena tema yang diangkat menarik dan sangat bermanfaat bagi seorang fisioterapis.
Hal ini diungkapkan peserta seminar Hasnawati Mardan, S.Tr.Kes . Beliau menyampaikan setelah mengikuti kegiatan ini mahasiswa maupun praktisi harus mendapat ilmu ilmu yang dapat diterapkan pada kehidupan seorang fisioterapis ketika pulang.
“Setelah kegiatan itu harus minimal ada yang bisa kita bawa pulang. Kalau saya tidak ikut kegiatan tidak akan tau kalau ternyata nyeri ischialga itu sebenarnya hanya secara umum, apa bedanya ichialga dengan radikular pain, atau ilmu ilmu lain yang terkait misalnya,” ucapnya.
Ia juga menambahkan alasan ikutnya ia dalam seminar tahun ini. Tidak lain karena adanya kemajuan terkait ilmu fisioterapi dari tahun ketahun.
“Ilmu fisioterapi itu berkembang, harus rajin. supaya saya tidak ketinggalan, saya ikut begini,” tutupnya.
*Reporter : Kru-21





