MAKASSAR, INTELLIGENT– Sebagai bentuk pencegahan dan pendeteksian dini agar potensi hambatan tumbuh kembang pada anak bisa diintervensi sejak dini sekaligus memperingati Hari Anak Nasional, Klub Belajar Sipatokkong (KBS), bersama relawan fisioterapi RSUP Tajuddin Chalid Makassar, Permabudhi Makassar, Sekolah Kharisma, organisasi profesi seperti Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI) cabang Makassar, Ikatan Okupasi Terapi Indonesia (IOTI) Makassar, Ikatan Terapis Wicara (IKATWI) DPW Sul-Sel, Ikatan Ortotik Prostetik Indonesia (IOPI) Wilayah Indonesia Timur, gelar bakti sosial kolabroasi dan pemerikasaan kesehatan gratis yang dilaksanakan di Sekolah Kharisma, Jl. Baji Ateka 19, Makassar.
Kegiatan Bakti Sosial ini bertemakan “Growing together: early screening and support for every childs potential” berupa pengabdian masyarakat dan pemeriksaan kesehatan gratis pada anak berkebutuhan khusus.
Afifah Nur, S.Tr.Kes, Ftr. Selaku Ketua Harian Klub Belajar Sipatokkong menyampaikan alasan diangkatnya tema ini yakni bertujuan mengajak semua pihak untuk mendukung tumbuh kembang anak melalui deteksi dini dan dukungan tepat sejak awal, demi membantu setiap anak mencapai potensi yang maksimal.
“Tema ini mengajak semua pihak untuk bersama-sama mendukung tumbuh kembang anak melalui deteksi dini dan dukungan tepat sejak awal, demi membantu setiap anak mencapai potensi maksimalnya,” ucapnya.
Ia mengungkapkan bahwa kegiatan ini lebih berfokus pada anak berkebutuhan khusus yang berusia 0-6 tahun karena usia tersebut merupakan masa emas pada proses tumbuh kembang anak.
“Karena usia tersebut merupakan masa emas bagi pertumbuhan dan perkembangan anak,” ungkapnya.
Ia menjelaskan alur kegiatan ini dimulai dari senam bersama, kemudian menuju pelayanan utama yang terbagi menjadi beberapa sesi, yaitu: fisioterapi, okupasi terapi, terapi wicara bagi anak berusia 0-6 tahun, dan bagi anak berkebutuhan khusus di atas 6 tahun mendapatkan layanan konsultasi penggunaan alat bantu, hingga anak-anak diarahkan untuk bermain bersama relawan pada tenda yang telah disediakan.
“Kegiatan bakti sosial ini diawali dengan senam bersama setelah senam, peserta diarahkan menuju pelayanan utama, yang terbagi menjadi beberapa sesi: fisioterapi, okupasi terapi, terapi wicara bagi anak-anak berusia 0-6 tahun, dan bagi anak berkebutuhan khusus di atas 6 tahun mendapatkan layanan konsultasi penggunaan alat bantu. Setelah menyelesaikan semua layanan anak bermain bersama relawan di tenda bermain yang telah disediakan,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini dilaksanakan setiap tahunnya disesuaikan dengan momentum peringatan hari-hari besar tertentu.
“Ya, kegiatan bakti sosial seperti ini direncanakan untuk dilaksanakan setiap tahun, dengan tema dan sasaran yang disesuaikan dengan momentum peringatan hari besar, seperti Hari Disabilitas Internasional atau Hari Anak Nasional,” tambahnya.
Ia berharap dengan adanya kegiatan ini dapat mendeteksi lebih dini potensi hambatan tumbuh kembang pada anak agar mendapatkan intervensi yang tepat dan berkelanjutan.
“kami harap dengan adanya deteksi dini ini anak-anak yang teridentifikasi memiliki potensi hambatan tumbuh kembang dapat segera mendapatkan intervensi yang tepat dan berkelanjutan,” tutupnya.





